PRODUCTS

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Salah satu faktor produksi pertanian yang mempunyai sumbangan cukup besar terhadap keberhasilan produksi adalah faktor kesuburan tanah. Mengingat keterbatasan tanah dalam menyediakan hara bagi tanaman akibat perbedaan kesuburan fisik maupun kimia tanah, maka pemupukan merupakan salah satu usaha yang mutlak dilakukan guna mempertahankan ketersediaan hara bagi tanaman. Pemupukan pada prinsipnya merupakan salah satu usaha pemeliharaan (kultur teknis) tanaman untuk mengembalikan hara yang terangkut oleh tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat agar produksi tanaman yang optimal dapat dicapai.

Namun diakibatkan oleh tingginya pemakaian pupuk kimia belakangan ini tanpa diimbangi masukan yang lain, dan juga penurunan kadar bahan organik dalam tanah, faktor kesuburan tanah mulai terganggu. Pemakaian pupuk kimia secara intensif, terutama pupuk N, P, dan K, serta jarangnya penggunaan bahan organik, untuk tujuan pencapaian produksi yang tinggi telah menyebabkan produktivitas lahan menurun (Las et al. dalam Sirappa dan Razak 2007). Penggunaan pupuk kimia yang dilakukan secara terus menerus dapat mengganggu keseimbangan hara, penipisan unsur mikro seperti Zn, Fe, Cu, Mn, dan Mo di dalam tanah, mempengaruhi aktivitas organisme tanah, serta menurunkan produktivitas pertanian padi dalam jangka panjang. Pemupukan dengan pupuk kimia hanya mampu menambah unsur hara tanah tanpa memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanah.

Upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah pertanian secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik pada tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat dilakukan dengan pemberian sisa atau limbah tanaman dan kotoran hewan. Bahan organik selain dapat meningkatkan kandungan C-organik tanah, juga merupakan sumber hara (Wihardjaka et al., dalam Sirappa dan Razak 2007). Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk (Adiningsih dan Rochayati dalam Sirappa dan Razak 2007).

Penambahan bahan organik sangat membantu dalam memperbaiki tanah yang terdegradasi, karena pemakaian pupuk organik dapat mengikat unsur hara yang mudah hilang serta membantu dalam penyediaan unsur hara tanah sehingga efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi. Pemberian pupuk organik dapat memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan akar sehingga penyerapan unsur hara optimal.  Pupuk organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mengurangi kehilangan unsur hara yang ditambahkan melalui pemupukan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.

Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit (Prihmantoro dalam Parman  2007). Penggunaan pupuk organik diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik.

Berdasarkan pada hal tersebut di atas, dalam melakukan budidaya pertanian perlu dicari pupuk yang mengandung bahan organik sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Salah satu pupuk alternatif yang mengandung bahan organik adalah  “Pupuk Bio Organik” produksi PT MB Plus Agro – Subang. Dari hasil analisis Laboratorium Terpadu IPB tanggal  26 Mei 2011 dengan nomor sertifikat LT-405-0549 untuk Pupuk Organik Cair-53 (POC-53) MB Plus agro dan tanggal 25 Juli 2011 dengan nomor sertifikat LT-405-0749 untuk Pupuk Bio Organik -53 (PBO-53) MB Plus Agro, diperoleh data kandungan unsur berturut-turut untuk POC-53 dan PBO-53 sebagai berikut C-organik sebesar 0.37% dan 12.84% (metoda Titrimetry), kadar nitrogen sebesar 1.72% dan 3.72% (metoda Titrimetry), kadar fosfat sebesar 0.27% dan 1.52% (metoda Spectrometry), kadar kalium sebesar 1.33% dan 3.37% (metoda AAS).  Pupuk Bio Organik “MB Plus Agro” tersebut masih dalam taraf pengenalan kepada masyarakat, maka perlu dicoba pengaruhnya terhadap tanaman.

Tinggalkan komentar